Bintaro Jaya - Kompas 15 September 2015 - Hunian Minimalis Modern Khas Jepang


Berbicara tentang arsitektur bergaya minimalis, Jepang tak bisa dilupakan. Arsitektur khas Jepang ini mulai diminati dan diaplikasikan ke banyak properti di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Dalam budaya Jepang, rumah tidak hanya sekedar menjadi tempat untuk berlindung dari cuaca dan beristirahat. Bagi penghuninya, rumah merupakan tempat untuk refleksi diri. Rumah juga bisa menjadi tempat untuk mengharmonisasikan diri dengan lingkungan sekitar. Oleh sebab itu, rumah minimalis ala Jepang menekankan keluwesan dan seakan menyatu dengan alam dengan keberadaan bukaan yang luas dan cenderung memiliki akses terhadap taman atau pekarangan.

Arsitektur Jepang mengandung filosofi ajaran Zen, yaitu karakter yang berisi. Jika diaplikasikan pada hunian, aspek fungsional dan efisiensi ruang menjadi elemen penting untuk menciptakan ruang yang lengang, walaupun ukurannya tak terlampau besar.

Hal inilah yang membuat rumah minimalis modern dengan arsitektur Jepang memiliki ruang yang berkesinambungan antar-ruang dengan mengutamakan fungsionalitas ruang dan mempertahankan ukuran yang compact. Konsep hunian inilah yang dapat dilihat pada rumah masyarakat urban Jepang saat ini.

Konsep ini pun dianggap sebagai cara untuk menekan keterbatasan lahan yang kini mendera banyak kota besar di dunia, termasuk Jabodetabek di Indonesia. Keterbatasan lahan di Jabodetabek membuat harga lahan dan properti semakin melambung. Hal ini menyebabkan pengembangan rumah tapak (landed house) kian sulit. Hunian vertikal kemudian dianggap sebagai alternatif pengembangan kawasan.

click to enlargeWalaupun demikian, permintaan landed house masih tetap tinggi. Sebagian besar konsumen Indonesia masih lebih nyaman untuk tinggal di landed house. Mereka tetap ingin memiliki halaman sendiri dan menyatu dengan alam. Dengan ukuran yang lebih compact, arsitektur ala Jepang membuat rumah tetap asri dan nyaman tanpa menghilangkan fungsionalitas tiap ruangannya. Konsep inilah yang kemudian diaplikasikan di sub-cluster Divine di dalam cluster Discovery Aluvia Bintaro Jaya.

"Bintaro Jaya memang sudah mengembangkan hunian vertikal. Namun, cluster landed house juga tetap dikembangkan karena masih banyak peminat. Untuk menyiasati keterbatasan lahan, Bintaro Jaya memperkenalkan sebuah konsep hunian inovatif dengan sentuhan ala Jepang, yang kami namakan Divine," ujar GM Marketing Bintaro Jaya Tina Hadisumarto.

Dekat dengan Alam

PT. Jaya Real Property, Tbk. (JRPT) selaku pengembang kawasan Bintaro Jaya menerapkan arsitektur khas Jepang untuk menyiasati keterbatasan guna memenuhi permintaan konsumen yang masih besar akan landed house. Melalui sub-cluster Divine, Bintaro Jaya memperkenalkan konsep hunian yang inovatif dengan sentuhan ala Jepang.

click to enlargeSub-cluster Divine ini merupakan karya baru di district Discovery Bintaro. Sub-cluster ini dikembangkan di atas lahan seluas lebih dari setengah hektar. Sub-cluster ini merupakan hasil karya Osamu Nishida, arsitek asal Jepang yang telah meraih banyak penghargaan internasional di bidang properti.

"Konsep di sub-cluster Divine menyandarkan ide pada upaya menciptakan hunian yang berkesinambungan dengan alam, iklim, dan lingkungan sekitar, tetapi rumah tetap compact dan fungsional di lahan yang terbatas," ujarnya.

Menurut Nishida, wilayah Indonesia mendapat paparan sinar matahari dan curah hujan yang tinggi. Untuk itu, ruangan yang nyaman di dalam rumah sangat penting. Setiap ruang di dalam rumah juga harus di-design untuk terkoneksi dengan lingkungan sekitar agar hidup sang penghuni lebih kaya dan berkualitas.

click to enlargeRumah di sini memiliki pintu masuk di bagian samping rumah, tidak lagi berada di depan atau dekat teras. Dari pintu masuk, ruang keluarga, ruang makan, dapur, dan tangga langsung terlihat. Massa bangunan yang berbeda ini membuat ruang keluarga dan ruang makan terkesan menyatu dengan taman melalui dinding kaca besar yang mengapit kedua ruangan.

Begitu pula dengan lantai dua. Lantai ini memiliki design dengan langit plafon yang cukup tinggi. Ruangan juga dilengkapi dengan kaca mencapai plafon untuk pencahayaan yang maksimal. Dari kaca tersebut, taman bisa terlihat. Sementara itu, di lantai tiga berfungsi sebagai tempat tidur utama yang memiliki kaca besar dan teras.

Sub-cluster Divine menawarkan dua tipe, yaitu Hikari (LB 87 m2 dan LT 61 m2), dan Yume (LB 120 m2 dan LT 88 m2). Tipe Hikari mempunyai tiga kamar tidur dan satu kamar tidur asisten rumah tangga, serta tiga ruang belajar (study corner). Adapun tipe Yume memiliki kamar mandi dalam yang terletak pada kamar utama. Tipe Yume juga memiliki study corner yang lebih besar.

Menariknya, unit Hikari tidak memiliki garasi di depan rumah. Untuk parkir, lokasinya tersebar di sekeliling hunian yang jaraknya tidak jauh dengan unit rumah tersebut. Untuk tipe Yume, parkir tersedia untuk dua mobil. Sistem lot parkir ini membuat ruas jalan di depan rumah menjadi area taman dengan jalur pejalan kaki. Di samping itu, tersedia area khusus drop off tamu dan warga yang dilengkapi sun shade roof.

Strategis

Sub-cluster ini berposisi cukup strategis karena memiliki akses langsung ke jalan utama Boulevard Bintaro Jaya. Jalan utama ini menghubungkan dua jalan tol, yaitu tol Bintaro - Pondok Indah di Sektor 7 hingga rencana pintu tol Jakarta Outer Ring Road 2 (JORR 2).

Lokasinya juga dekat dengan driving range, Hero Supermarket, dan Rumah Sakit Pondok Indah - Bintaro yang sedang dibangun.

District Discovery Bintaro sendiri memiliki taman seluas dua hektar berkonsep totally green park. Taman ini bisa menjadi tempat untuk berolahraga, rekreasi, dan sosialisasi antar warga. Sub-cluster ini memiliki kemudahan transaksi untuk pembelian termasuk harga perdana peluncuran mulai dari Rp 1.5 miliar dan discount untuk beberapa pembeli awal. bintaro Jaya akan menggelar acara peluncuran sub-cluster ini pada Sabtu, 19 September 2015, di Kantor Pemasaran Bintaro Jaya, CBD Sektor 7.


Sumber: Kompas 15 September 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar